Gunung Ungaran 2.050 mdpl |
Medini, Promasan, Boja dan Semarang, Jawa Tengah adalah nuansa keindahan alam ciptaan-Nya yang tersembunyi di balik kegarangan Gunung Ungaran. Suasana alami pedesaan yang ditingkahi celoteh pemetik daun teh serta keheningan alam yang terbalut oleh kabut tipis, akan membawa imajinasi kita ke alam yang lain daripada yang lain. Gemericik suara air terjun, dan kepakan sayap elang hitam serta aroma racikan teh alami menjadi suguhan utama di desa tersebut. Tentu, hal ini menambah keengganan kita untuk segera meninggalkannya.
Jalur alami tea walk, jungle tracking, ataupun jeep adventures menantang adrenalin kita. Di waktu malam, gelap pekatnya pegunungan dan hawa dingin yang menyergap adalah waktu yang sempurna untuk menyalakan api unggun. Naik gunung akhir pekan ini sepertinya bakal menarik, akhirnya saya putuskan untuk menggadaikan semua jadwal akhir pekan kemudian menatap puncak, mengangkat dagu dan mengacungkan telunjuk ke Gunung ungaran, "Soon, soon I'll be there!!"
Teguh, Isha, Vidyan @Basecamp Satoejiwa |
Masak rame-rame. Hohohoho |
Jam 3 pagi, ketika embun jatuh membasahi dedaunan, udara dingin klimaks menusuk ke dalam sleeping bag, aku sudah dibangunkan Teguh untuk melanjutkan perjalanan. Untuk menghemat waktu kami lanjutkan pendakian memasuki hutan. Aroma embun dan dedaunan memberi semangat baru. Sangat disayangkan, pagi itu langit kelabu tertutup awan, kabut menutupi kota, cahaya matahari hanya sedikit yang menembus ke daratan.
Jalur berbatu Gunung Ungaran |
Tibalah kami di pertigaan kebun teh peromasan (sekitar 1800 mdpl). Dari sini jalan mulai menanjak. Jalur pendakian dari sisi Utara Gunung ungaran terhampar puluhan hektar kebun teh yang luas. Lebih keatas lagi saya temui lereng gunung yang gundul, pepohonan nampak terbakar. Padahal pada pendakian Gunung Ungaran belum lama ini belum terjadi kebakaran.
Setengah perjalanan atau sekitar 1 jam berjalan, kita akan menemui tebing-tebing batu yang berketinggian sejitar 20 meter dan dihiasi oleh padang sabana dengan pepohonan yang jarang. Daerah ini di siang hari sangat panas dan berangin kencang karena tidak adanya pohon-pohon pelindung yang tumbuh, kebanyakan hanya alang-alang yang dapat kita temui di sini hingga puncak.
Padang Sabana Gunung Ungaran |
Kondisi pendakian berubah menjadi padang savana, ilalang dan rumput rumput bergoyang tertiup angin kencang, saya juga sempat ikut bergoyang terbawa terpaan angin, untung tidak nyemplung di jurang, hanya batu saja yang kokoh diam membisu tidak bisa move on #eh.
(Perlu diingat) Batu raksasa itu penipu!! Hahaha. Bagi kalian yang baru pertama kali kesini, tiap kali melihat batu raksasa pasti langsung terpikir, “puncak pasti ada di balik batu”, namun setelah mengitari batu dengan beringasnya, rasakanlah itu cuma tipuan dan mungkin kalian tertipu tiga kali oleh batu besar. Hihhihi.
Disarankan agar mendaki ke puncak saat malam atau pagi-pagi sekali, selain untuk menghemat air minum juga agar terhindar dari terik matahari yang dapat membakar kulit. jalur disini menuntut kewaspadaan yang tinggi karena kita melewati punggungan yang terjal berbatu besar serta licin. Kita menempuh jalan setapak yang megitari tebing-tebing.
Boyband @Puncak Gunung Ungaran. Hahahaha |
Foto Keluarga ^_^ |
Narsis dulu di parkiran Medini.,hahaha |
Selamat Mendaki. Salam lestari.