Gunung Merapi dari Gn. Merbabu |
Gunung Merapi merupakan salah satu gunung yang mempunyai daya rusak yang paling tinggi dan gunung paling aktif dari sekian banyak gunung api di Indonesia serta merupakan salah satu gunung terganas di dunia. Gunung ini terletak diperbatasan Jawa Tengah dan Yogyakarta. Gunung Merapi dengan ketinggian 2.968 mdpl dengan puncaknya Puncak Garuda, sebelum letusan terakhir tahun 2010 puncak tersebut berupa bongkahan batu besar yang mirip burung garuda. Sayangnya setelah letusan tersebut untuk mencapai puncak ini sangat berbahaya. Gunung Merapi ini berdampingan dengan Gunung Merbabu. Salah satu ciri khas dari Gunung Merapi adalah pada saat terjadi letusan menghasilkan awan panas (glowing avalanches) yang oleh penduduk setempat disebut Wedus Gembel, awan panas ini bersuhu sekitar 1.000 °C yang turun berbentuk bulatan keriting mirip kambing.
Ciri khas lain dari Gunung Merapi adalah pembentukan kubah lava yang bisa mencapai ratusan meter kubik perhari yang terbesar jumlahnya sepanjang sejarah terjadinya letusan gunung berapi di dunia. Letusan terakhir terjadi pada akhir tahun 2010 yang menyebabkan puluhan penduduk di sekitar lereng meninggal karena diterjang lahar panas dan awan panas, bahkan juru kunci Gunung Merapi (Mbah Maridjan) pun meninggal dalam letusan kali itu. Walau begitu, gunung ini hampir tidak hampir tidak pernah sepi dari pendaki, bahkan pada hari minggu banyak sekali pendaki yang datang. Untuk mencapai puncak Gunung Merapi, saat ini hanya dapat melewati dua jalur utama dari empat jalur awal. Dikarenakan erupsi terakhir, hanya terdapat dua jalur yang dapat yaitu Jalur Kinaharjo/Kaliurang dan Jalur Selo/Boyolali.
Horeeee.,akhirnya setelah 1 bulan lebih tidak menapakkan kaki di gunung (dikarenakan KKN-PPL.huhuhu), aq akan melakukan pendakian di Gunung Merapi untuk upacara bendera memperingati Hari Kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus nantinya. Kali ini tim berangkat dengan jumlah personil banyak orang. Hehehe. Pada perjalanan kali ini adekQ (Angga Yudha) ikut dan inilah pendakian pertamanya. Hohoho. Kami berangkat dari Magelang berempat sekitar jam 5 sore. Sesampainya di Barameru kami bertemu dengan teman-teman kami. Setelah bercengkrama beberapa saat kami melakukan registrasi dan membayar Rp 5.000,00 dan kami pun diberi pin. Hohoho. Lumayan buat kenang-kenangan. Registrasi biasanya hanya Rp 3.000,00. Desa Selo (1.560 mdpl) saat ini menjadi gerbang pendakian utama. Desa Selo terletak di pelana Gunung Merapi dan Gunung Merbabu. Desa ini mempunyai panorama alam yang indah karena letaknya yang strategis. Penduduk desa ini sebagian besar bertani sayuran dan tembakau. Di desa ini juga terdapat tempat wisata gua yang mempunyai tempat pertapaan yang terletak 300 meter dari Pos Polisi Selo.
Basecamp
Barameru terletak di dusun Plalangan. tempat inidapat menampung sekitar 30
orang pendaki dan bisa dikenali dengan sebuah plang bertuliskan "Basecamp
Pendakian Gunung Merapi" dan sebuah toko souvenir di depannya. Di tempat
ini kami beristirahat sejenak dan sekedar packing ulang perlengkapan pendakian.
Selain itu, anda juga bisa membeli suvenir berupa pernak-pernik gunung merapi,
seperti stiker, gantungan kunci, pin, emblem, kaos dsb dengan harga
3.000-50.000 rupiah. Sebaiknya Anda mempersiapkan perbekalan air dari sini,
karena sepanjang pendakian tidak akan ditemukan mata air. Kami berempat ditambah
dengan Orton Antras yang berangkat dari New Selo sekitar jam 12 malam,
melenceng dari jadwal yang seharusnya jam 9 malem. Hahaha. Berangkat rame-rame
dari New Selo bareng rombongan Grandong Punya Cerita. Dari basecamp perjalanan
dilanjutkan menuju Joglo dengan jalur berupa jalan aspal yang menanjak dengan
waktu tempuh kira-kira 10 menit. Joglo adalah sebuah bangunan berbentuk rumah
joglo yang biasanya digunakan pengunjung untuk menikmati pemandangan sekitar.
Eloknya gunung merbabu terlihat dengan jelas dari tempat ini.
Tempat ini sudah terlihat dari jalan raya karena terdapat sebuah baliho atau tulisan besar bertuliskan NEW SELO seperti lambang Hollywood. Disini juga terdapat beberapa buah warung yang menjual makanan dan minuman ringan. Warung-warung ini hanya buka sampai sore hari, terkecuali pada saat musim pendakian. Dari Joglo, kami melanjutkan perjalanan dengan jalur jalan setapak kecil yang berada di samping tempat ini menuju Pos 1. Perjalanan dari Joglo sampai Pos 1 kira-kira 1 jam. Jalur yang dilewati didominasi ladang penduduk dengan medan batuan kecil dan tanah yang pada musim kemarau akan sangat berdebu. Pada musim kemarau sebaiknya pendaki menggunakan masker dan baju berlengan panjang. Banyak terdapat percabangan jalur di sepanjang trek pendakian, tapi berujung pada jalur yang sama. Jadi aq memilih jalur yang kira-kira nyaman untuk dilewati (sambil belajar navigasi...hallaaaaah). Pos 1 didominasi batu-batu besar.
Jalur dari Pos II menuju Pasar Bubrah |
Dari Pos I perjalanan dilanjutkan menuju Pos II. Dari Pos I kami mengambil kanan, hahaha. Salah ambil jalur ternyata. Jalur ini enaknya dipakai untuk turun. Cxcxcx. Perjalanan menuju Pos II memerlukan waktu sekitar 1,5-2 jam. Pos II merupakan batas vegetasi, dari Pos II ini nantinya tidak lagi dijumpai pepohonan. Sayang sekali di Pos II ini aq mabuk gunung.. Hikz (masuk angin sepertinya). Dari Pos II diperlukan waktu sekitar 1 jam untuk menuju Pasar Bubrah. Medan pendakian berupa bebatuan. Sudah badan terasa nggak enak banget, eeee tiba-tiba ada kabut. Ada-ada saja, jadi aq dan IkanTengierie BerbuluanjinkkintamanIkanTengierie Berbuluanjinkkintamani menunggu beberapa saat sampai kabut hilang untuk dapat melanjutkan perjalanan. Jadinya kami berdua jalan paling akhir, sementara adikQ selalu di belakang Adie Restoe Bomie. Menjelang pasar bubrah terdapat memoriam yang berada pada sebuah dataran yang menjadi puncak sebuah punggungan. Untuk menuju Pasar Bubrah tinggal turun aja, karena Pasar Bubrah berada pada sebuah lembahan yang dipenuhi batu-batu besar berserakan. Terlihat dua buah puncak, di sebelah kiri adalah puncak menuju Kawah Woro dan dihadapanku adalah jalur menuju ke Puncak Garuda.
Suasana setelah upacara dilaksanakan |
Sayang sekali, perjalananku hanya sampai di Pasar Bubrah, dengan kondisi badan yang seperti ini takutnya nanti terjadi apa-apa, kan kasian anak-anak :D Alhasil aq pun tak mengikuti pengibaran sang Merah Putih untuk memperingati Hari Kemerdekaan RI yang ke-67. Bangun-bangun upacara sudah selesai. Ya sudahlah, next time kali ya. Yang unik, para pendaki menggunakan batik maupun seragam-seragam sekolah. Hihihi. Bangun tidur kami di Pasar Bubrah tidak terlalu lama karena matahari sudah menyengat kulit. Kami istirahat sangat lama di bawah pohon yang agak rindang, sejam lebih mungkin. Hahaha. Jadinya sampai di New Selo jam 3 sore. Setibanya di New Selo kami melaksanakan upacara penutupan acara dan kemudian jepret.. Wkwkwk.
Narsis dulu..hahaha |
Untuk info contact, PM saja di FB (Zhi CiinounaDudulz Ghadyeztmandjha) atau Twitter (@fanta_fairy) q, termasuk nomor kontak beberapa pemandu jika ingin menggunakan jasa guide yang bisa mengantar mencapai puncak gunung merapi.
Selamat Mendaki. Salam lestari.